Istana Jin

| Jumat, 09 September 2011 | |

Di turap sisi kiri kana jalan yang membelah bukit itu ada patung kepala singa dan patung seroang wanita dengan beberapa ekor monyet. Beberapa praktis supra natural heran dengan keberadaan patung-patung tersebut. Patung itu bukan singa melainkan macan alias maung, seperti yang biasa disebut orang sunda. Memang disana banyak maung yang berkeliaran. Bahkan disana ditenggarai merupakan tempat untuk ngipri monyet.

Di bukit itu juga ada pohon beringin besar yang gagal dirobohkan pengembang jalan tol. Praktisi supranatural lain mengatakan, pohon itu merupakan “istana” makhluk halus, penghuninya berupa jin dan beberapa siluman manusia berkepala binatang. Salah satu penunggu yang selalu ada disana menurut adalah seorang wanita menggunakan baju merah yang berlari sangat cepat menyebrangi sisi kiri menuju sisi kanan sambil menembus mobil.

Suatu ketika seorang praktisi paranormal melakukan perjalanannya di Cipularang bersama temannya. Dia duduk jok belakang sendiri. Ketika melintas di ruas jalan angker itu, Dia kaget ada wanita berambut panjang dengan muka yang berdarah-darah dan baju putih kotor karena tanah duduk disebelahnya.

Ternyata di jok paling belakang ada dua “wanita” lain yang tidak kalah seramnya, Risa pun akhirnya pindah tempat duduk ke depan. Merasa ada gelagat aneh, supir pun akhirnya ngebut. Disaat ngebut inilah Risa mendengar suara “kalem atuh, Abdi mah turun di padalarang (pelan-pelan saja, saya mau turun di Padalarang)”.

Dari arah Bandung menuju Jakarta, di sebelah kiri ada sebuah bukit yang berpohon lebat. Menurut warga sekitar bukit itu memang disediakan untuk “kampung” bagi “penunggu” kawasan tersebut.

Ketika jalan tol ini dibangun, selalu saja ada halangan. Apalgi ketika akan membuat jalurnya lurus, ada pohon yang tidak bisa ditebang. Ketika dipaksanya, mesin alat berat tidak bisa hidup, bahkan hilang dan masuk jurang, serta banyak pekerja yang sakit tiba-tiba. Akhirnya jalur tolnya yang rencananya dibuat lurus dengan membabat habis bukit itu terpaksa dibuat melengkung.

Jika diperhatikan di sisi jalan ada area cukup luas dan tangga khusus. Tangga itu diperuntukan bagi pejiarah yang akan melakukan ritual di bukit yang terdapat beberapa makam keramat itu.

Di puncak bukit itu merupakan tempat pesugihan. Di sana ada dua makam yang besar dan panjang. Konon disanalah raja jin bersemayam. Beragam patung menyerupai monyet kecil, buto, harimau, dan kodok menandakan adanya beberapa jenis jin yang menjanjikan kekayaan untuk ditukar dengan jiwa manusia.

Penduduk sekitar percaya bahwa sepanjang jalur yang rawan kecelakaan itu ditunggui makhluk halus bernama Kamilin. Dia adalah orang sakti sesepuh kampung sini. Dia hidup pada masa penjajahan Belanda dan sangat sakti. Arwah Kamilin pernah menyampaikan permintaan khusus berupa jembatan penyeberangan di KM 91+600. Permintaan itu diketahui saat beberapa orang kesurupan. Kamilin mengatakan bahwa dia tidak mau daging kerbau, tetapi minta dibuatkan jembatan untuk penyeberangan untuk cucu-cucunya. Kalau permintaannya tidak dituruti, di tol ini akan selalu terjadi masalah. Masalah itu tidak akan pernah selesai sebelum permintaan Kamilin dituruti.

Di kawasan ini terdapat gunung kecil yang dinamai Gunung Batu Datar alias Gunung Hejo. Warga setempat mempercayai Kamilin tinggal di gunung itu. Tandanya adalah sebuah batu besar berwarna putih yang gagal “dijinakkan” oleh kontraktor. Di batu besar itulah Kamilin kerap muncul. Sosok Kamilin berbentuk ular. Badannya sebesar paha orang dewasa dan pakai kalung emas. Dia punya tujuh cucu dan punya pengikut sebanyak 70 orang. Semuanya makhluk gaib. Kadang Kamilin muncul malam, terkadang siang hari.

0 komentar:

Posting Komentar